Gerakan Nasional Rakyat Bersama Jokowi (GNRBJ) Merendahkan Harga Diri Rakyat Prabowo Tidak Layak Jadi Capres

vocnewsindonesia.com – Jakarta Gerakan Nasional Rakyat (GNRB ) Bersama Jokowi gelar Konferensi Pres bertempat Rumah Makan Mas Mizkun Jalan Percetakan Salemba Jakarta Pusat. 24/11-18. Upaya mendulang suara terbanyak juga terus dilakukan baik elemen partai atau pun gerakan arus bawah atau para relawan.
Peta politik pertarungan dua pasangan Presiden yakni antara pasangan calon nomor urut 1 (Jokowi & Ma’ruf Amin) dan pasangan calon.nomor urut 2 (Prabowo Subianto & Sandiaga Uno) yang dimulai dari tahun ini 2018 sampai dipenghujung tahun 2019 manjadi sengit Politik konflik terus dimainkan untuk saling serang, akhirnya arus bawah atau rakyat yang menjadi korban. Kubu lawan terus membuat keonaran, mulai dari membuat cerita dan berita hoax Ratna Sarumpaet, tampang Boyolali dan sekarang merendahkan profesi ojek online.
Ady Kurniawan sebagai Ketua Gerakan Nasional Rakyat Bersama Jokowi (GNRBJ) menjelaskan jika kubu lawan yakni pasangan Prabowo dan Sandi terus melakukan statement yang membuat konflik dan kegaduhan rakyat Indonesia kalangan bawah terus jadi korban.
“Saya analisa setiap pernyataan Prabowo yang dimuat media dan akhirnya menjadi konflik ini memang sudah disetting dan merupakan bagian dari politik gaya mereka, tapi akhirnya yang menjadi korban rakyat. Rakyat ribut akhirnya pecah ,”ujar Ady..
GNRBJ juga melihat politik dengan gaya membangun konflik yang digunakan oleh Prabowo ini tujuannya untuk memecah suara pasangan Jokowi dan Maaruf Amin. Oleh karena nya GNRBJ terus mengawal relawan yang tergabung dalam tubuh GNRBJ.
“Kami terus mengawal suara pak Jokowi, karena GNRBJ paham jika politik yang konflik di bangun Prabowo tujuannya untuk memecah suara yang sudah solid dan mendukung Jokowi di Pilpres 2019,”ucap Ady.
Menyikapi pernyataan Prabowo yang merendahkan ojek online sebagai cita-cita dan profesi rendahan. GNRBJ yang lebih dekat dengan rakyat bawah khususnya ojek online. Mengambil sikap dan meminta Prabowo mundur sebagai capres.
“Prabowo tidak layak menjadi capres apalagi jadi Presiden di periode mendatang, sebab pernyataan dan
sikap dia selalu merendahkan rakyat, Presiden itu dekat dengan rakyat ini malah selalu menghina dan merendahkan rakyat, janji kampanye membela rakyat kecil buktinya mana,” tutup Ady.
Di sisi lain Sekjen JPOI meminta Prabowo Stop Merendahkan RakyatOjek Online Bukan Profesi Rendahan Tapi Pekerjaan Mulia.
Jaringan Potensi Online Indonesia (UPOI) yang merupakan gabungan beberapa komunitas ojek online yang tergabung di wiliayah Jakarta dan sekitarnya mengecam keras pernyataan Prabowo Subianto pada beberapa waktu yang menilai profesi tukang ojek online redahan dan miris melihat cita-cita anak Indonesia setelah lulus SMA ingin jadi ojek online.
Sekjend JPoL, M. Helmi Romdhoni meminta Prabowo jangan terus menghina rakyat dan membuat konfilik di masyarakat, apalagl terkait merendahkan profesi anggota kami yang hampir semuanya adalah profesi sebagai tukang ojek online.
Pak Prabowo harusnya mencari solusi dan bagaimana kedepannya nasib kami, kami yang berprofesi sebagai ojek online sampai hari ini masih mampu membiayai anak kami sekolah bahkan sampai kuliah, jadi dimana sisi rendahnya dimata Prabowo, sebagai capres harusnya juga beliau membela rakyat bukan merendahkan rakyat kecil seperti kami yang berprofesi sebagai tukang ojek online,” jelas Helmi.
JPOI meminta kedua pasangan calon apalagi Prabowo bukan terus memecah persatuan dan persaudaraan kami sebagai ojek online karena kepentingan politik mereka. Kaml tetap bersaudara meski siapapun nanti presidennya kami tetap ngojek. #2019kamitetapngojek
JPOI melihat lebih tertarik kepada Pemerintahan Presiden Jokowi yang telah memberikan respon baik atas kemajuan transportasi online di Indonesia, dan Indonesia merupakan Negara terbanyak pengguna transportasi online di Asia. Kurang lebih sebanyak 2 juta driver online ada tersebar di seluruh Indonesia dari 2 pemain transportasi online yakni Gojek dan Grab, meski banyaknya permasalahan sepanjang tranportasi online ini ada dan berkembang selama 4 tahun.
“Seharusnya ojek online dan permasalahan yang timbul tetap menjadi perhatian Pemerintah Presiden Jokowi, apalagi Capres Prabowo dan Sandi yang berkampanye membuat rakyat adil amakmur dan bela rakyat kecil!,” jelas Helmi.
Online Cempaka Putih (KOMPAK) yakni Pak De Sony nada dengan JPOI, Ketua Komunitas Ojek mengatakan, “kebanyakan dari anggota kami bukan Cuma lulusan SMA bahkan ada juga Sarjan dan Mereka terbantu atas pekerjaan mereka menjadi ojek online dan bisa menghidupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari, kami menyebutnya mereka sebagai pejuang keluarga,” jelas Pak de Sony.(vocnews-MNRN).