Lewat ke baris perkakas

Konferensi pers Bulan Peduli Kanker Paru Bertajuk” Ling Cancer and Me ; Beda Jenis Beda Perjalanan

IMG_20181128_122534

Foto Minarni Djufri MP

vocnewsindonesia.com Indonesia Cancer Information & Support Center (CISC) Gelar Konferensi pers Bulan Peduli Kanker Paru Bertempat hotel Gran Amelia Haruna Said Kuningan Jakarta Rabu (27/11) Kanker adalah Penyakit Fatal Kepedulian Pasien dan akses terhadap diagnostik dan terapi sangat penting..

Data Globocan 2018 menyatakan bahwa kanker paru adalah kanker yang paling banyak ditemukan pada pria dan wanita di seluruh dunia dari semua jenis kanker lain (11,6% dari total kasus) dan merupakan penyebab utama dari kematian (18,4% dari total kematian akibat kanker). Diprediksikan, terdapat 2,1 juta kasus kanker paru baru dan 1,8 juta kematian akibat kanker paru di tahun 2018, atau sekitar 1 dari 5 penyebab kematian akibat kanker di Indonesia, 14% dari total kematian karena kanker disebabkan oleh kanker paru yang menjadikan penyakit fatal ini sebagai kanker pembunuh nomor 1.

Kepedulian pasien terhadap kanker paru dapat dibangun dari upaya promotif dan preventif yang digaungkan oleh berbagai pemangku kepentingan secara berkesinambungan melalui berbagai kegiatan dan saluran komunikasi.

Tingginya tingkat kematian dan kecepatan pemburukan kanker paru menjadikan penyakit ini sebagai penyakit fatal sehingga pasien perlu mendapatkan akses terhadap diagnostik dan pengobatan yang bermutu dan tepat waktu.

Jakarta, 28 November 2018. Dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia dibulan November, Cancer Information and Support Center (CISC) mengadakan konferensi pers bertajuk
“Lung Cancer and Me: Beda Jenis. Beda Perjalanan.”

Aryanthi Baramuli Putri, SH, MH Ketua Cancer Information and Support Center menyampaikan,
Kanker paru memiliki angka harapan hidup yang rendah yaitu sebesar 12%jika dibandingkan dengan kanker lain karena sebagian besar kanker paru terdiagnosis pada stadium yang lanjut. Deteksi dan penegakkan diagnosis sejak dini menjadi sangat penting bagi orang-orang dengan risiko tinggi
Kanker paru agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat dan bermutu.” la pun mengungkapkan bahwa kepedulian pasien terhadap kanker paru dapat dibangun dari upaya promotif dan preventif yang digaungkan oleh berbagai pemangku kepentingan secara berkesinambungan melalui berbagai kegiatan dan saluran komunikasi.
Kanker paru memiliki jenis mutasi yang berbeda-beda yang perlu dipahami oleh masyarakat dan praktisi kesehatan dengan tepat.

Data Globocan 2018 mengungkapkan bahwa angka mortalitas karena kanker paru di Indonesia mencapai 88%, karena itu akses terhadap diagnostik serta pengobatan kanker paru sangat penting untuk memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien dibandingkan 5-10 tahun yang lalu, kanker paru mengalami perkembangan karakteristik yang bermakna. dr. Evlina Suzanna, SpPA (K), dari Rumah Sakit Kanker Dharmais mengatakan paru dapat disebut sebagai penyakit fatal. Setiap paru, dan dari angka tersebut, sekitar 26.000 pasien kanker paru yang meninggal.

Data menunjukkan bahwa kanker paru adalah kanker pembunuh nomor satu di Indonesia, dengan jenis terbanyak adenokarsinoma,Tidak adanya deteksi dini yang standar tidak adanya gejala Klinis yang spesifik menjadi kepedulian pasien serta akses terhadap diagnostik serta pengobatan yang bermutu sangat penting.

Brigjen TNI dr. Alex Ginting S, Sp.P(K) dari RSPAD Gatot Soebroto menjelaskan bahwa tantangan klinis di dalam penatalaksanaan kanker paru di Indonesia terutama dalam diagnosis dan pengobatannya. “Saat ini pengobatan standar yang mendasar untuk kanker paru merupakan combined modality yang meliputi pembedahan atau surgery, kemoterapi, radiasi dan unsur lainnya, yaitu terapi target, immunoterapi dan cryosurgery.

Akses pasien terhadap diagnostik serta personalised treatment untuk kanker paru sesuai jenisnya merupakan kunci sukses untuk penanganan kanker paru yang efektif, misalnya Anti ALK generasi kedua seperti Alectinib, yang telah teruji secara klinis menekan pemburukan penyakit lebih dari 34 bulan dibandingkan pengobatan
standar Anti ALK.generasi pertama yang hanya menekan pemburukan penyakit selama 10,9 bulan lain itu imunoterapi Anti PDL-i juga dapat memperpanjang harapan hidup pada kanker paru jenis
karsinoma bukan sel kecil lini kedua, dua kalilipat dibandingkan kemoterapi standar saat ini.

Indrodjojo Kusumonegoro yang lebih dikenal dengan Indro WARKOP yang selama ini mendampingi pasien kanker paru mengatakan, “Kami berharap penanganan kanker paru menjadi prioritasdi
Indonesia.

Kanker paru tidak bisa disamakan dengan kanker lainnya, karena penanganan yang tidak tepat waktu sangat berisiko terhadap peningkatan harapan hidup. Untuk mengurangi faktor risiko
saya juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup sehat.(vocnews-MNRN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *