Lewat ke baris perkakas

Duta Besar Palestina untuk Republik lndonesia Konfrensi Pers di Kedubes Palestina

Screenshot_20190627-175204~2

Duta Besar Palestina untuk Republik lndonesia Konfrensi Pers di Kedubes Palestina.

Vocnewsindonesia.com

Jakarta Rabu, 25 Juni 2019 Palestina hari ini sedang dihadapkan dengan kondisi yang sulit, seiring dengan terlaksananya konfrensi Manama di Bahrain yang bertujuan untuk membangkitkan ekonomi Palestina, sebagaimana yang digagas oleh pihak
pelaksana.

Namun perlu kami terangkan, ini merupakan sebuah konfrensi yang menyedihkan, dengan hasil rekomendasi yang merugikan kedaulatan rakyat
Palestina karena dilandasi dengan niatan yang tidak tulus.

Konfrensi Manama kami nilai gagal karena Pemerintah Palestina tidak bersedia hadir dalam acara tersebut, sejatinya pemerintah Palestina turut serta menghadiri sebagai pemilik resmi dari kawasan yang nantinya akan digarap.

Jika kita analogikan, bagaimana bisa berlangsung sebuah pesta pernikahan apabila tidak dihadiri oleh kedua mempelai?.

Pendudukan lsrael terhadap Tanah Palestina telah berlangsung semenjak
seratus tahun, kami ingin menyampaikan tujuan kami untuk bisa berkembang
sebagaimana rakyat lainnya ingin berkembang. Selama masih ada penjajahan ditanah kami, maka impian kami untuk bisa bangkit akan sulit untuk terwujud.

Proyek Amerika yang didukung dengan Konfrensi Manama tersebut memberikan tanda dalam mendukung pemukiman lsrael di tanah Palestina, ini merupakan sebuah beban bagi proses perdamaian karena lsrael tidak memiliki hak dalam mengurus perkara-perkara yang ada ditanah kami.

Marilah bersama-sama kita menyerukan kepada lsrael agar selalu mematuhi peraturan lnternasional, agar mereka tidak merampas hak-hak yang ada di tanah kami.

Telah banyak hal yang diambil secara paksa diantaranya harta, hasil bumi, pajak. Lebih buruk lagi, Israel telah menghalangi santunan diberikan kepada anak-anak korban yang gugur dalam mempertahankan tanah airnya dengan tuduhan keji bahwa mereka adalah
anak-anak teroris, hal ini sangat bertentangan dengan undang-undang lnternasional.

Kami sedang berhadapan dengan berbagai tantangan, namun kami akan
tetap tegar mempertahankan tanah air kami, dan kami tidak akan rela dengan
apa yang akan dilakukan oleh lsrael dan Amerika terhadap kami.

lsrael adalah sahabat sejati bagi Amerika dalam hal ini, dan Donald Trump
tidak memberikan jalan untuk perdamaian, maka kami menolak semua kebijakan politiknya yang berkaitan dengan Jerussalem.

Sikap kamijelas, bahwa Yerussalem adalah garis merah bagi kami. Kami juga mengecam pemindahan Kedutaan Besar dari semua negara dari Tel Aviv ke Yerussalem.

Yerussalem adalah Ibukota Palestina semenjak berakhirnya pendudukan lsrael pada tahun 1967. “Kesepakatan Abad ini” merupakan sebagian upaya gagal dari kebijakan Trump.”Kesepakatan Abad ini” atau “The Deal of Century”, kami menyebutnya “Kesepakatan terburuk”, merupakan penegasan bahwa Yerussalem merupahkan lbukota dari lsrael dan legalisasi pemukiman lsrael berikut pengakuan batas- batas wilayah lsrael yang langsung bersentuhan dengan batas-batas Yordania sehingga tidak akan lagi yang tersisa untuk Palestina.

Kami tetap tegar terhadap perjuanagn ini melawan “Kesepakatan abad ini”, jika penjajahan dihapuskan, maka kemenangan dapat terwujud dengan dukungan dari para tokoh dan masyarakat lndonesia.

Kita dapat mernpertanyakan, mengapa bantuan yang ingin diberikan dari
berbagai negara ini harus melewati Amerika dan lsrael? Mengapa tidak
diberikan langsung kepada pemerintahan Palestina untuk dikelola sendiri saja.
lni merupakan tanda yang jelas dari Upaya ‘licik’ Amerika di Kawasan Timur dengan tujuan memperjual belikan Palestina untuk kepentingan lsrael
vocnews-MNRN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *