Skip to toolbar

Bumi Pumati Indonesia dan Ciputra Artpreneur mempersembahkan UNDER THE VOLCANO Terinspirasi “Syair Lampung Karam”, Karya Muhammad Saleh, 1883

IMG-20200207-WA0019

Bumi Pumati Indonesia dan Ciputra Artpreneur mempersembahkan

UNDER THE VOLCANO Terinspirasi “Syair Lampung Karam”, Karya Muhammad Saleh, 1883 Ciputra Artpreneur 4 dan 5 April 2020.
Bencana alam adalah salah satu fenomena yang tidak pernah berubah: kepanikan. kehancuran, dan setelah itu selalu diikuti dengan mawas diri dan kewaspadaan. Under the Volcano adalah sebuah pementasan yang merekam reaksi manusia terhadap bencana alam. Apa yang membuat istimewa dari pementasan ini? Sesederhana bahwa yang menjadi rujukan adalah salah satu bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia dan muka bumi ini: ketika Sumatera, terutama Lampung, berhadapan dengan Gunung Krakatu pada 1883.

Kita beruntung seorang penyair, Mohammad Saleh, secara rinci menulis bagaimana pada saat itu setiap orang berusaha menyelamatkan diri dan yang lebih penting bagaimana reaksi mereka menghadapi bencana. Pada hakikatnya ternyata reaksi manusia dari zaman dahulu sampai sekarang sama.

TENTANG UNDER THE VOLCANO Komunitas Seni Hitam-Putih dan sutradara Yusril Kat” yang berasal dari Padang Panjang melihat apa yang digambarkan Muhammad Saleh dalam syairnya amat relevan dengan lokasi kampung halaman mereka yang harus selalu waspada akan bencana alam karena dikelilingi gunung berapi.

Dalam karya ini, wama Minangkabau yang dinamis dan melankolis amat terasa, tetapi pesan yang disampaikan merupakan sebuah pesan universal bagi kita semua bahwa “jika hari ini adalah tahun 1883, untuk bertahan hidup dan’ bencana alam seseorang harus bergantung pada bantuan orang Iain”.

Under the Volcano, dengan tema yang universal, pementasan amat dinamis yang berakar dari tradisi (silek, ulu ambek), dan elemen modem video digital berhasil menyajikan tontonan yang amat memukau. Dipentaskan pertama kali dalam acara Olimpiade Teater ke-6 di Dayin Theatre, Beijing, Cina 2014, dan setelah itu mengulang kesuksesan di TheatreWorks, Singapura pada 2016, publik Jakarta pada akhirnya akan dapat menyaksikan pertunjukan ini secara penuh pada 4.5 April 2020 di Ciputra Artpreneur setelah sebelumnya naik pentas (tidak secara penuh) di perhelatan budaya Borobudur Writers 8 Cultural Festival (BWCF) di Panggung Akshobya Candi Borobudur pada 2018.

Awalnya, sebelum bencana terjadi, digambarkan suasana kehidupan yang harmonis, orang-orang menjalankan kegiatan sehari-hari secara damai.

lea-tiba gempa datang, diikuti ledakan gunung dan tsunami. Para penghuni lereng panik dan berusaha menyelamatkan diri. Ketika letusan mereda, bencana lain terjadi: trauma dan kemiskinan. Sedikit demi sedikit masyarakat membangun kembali rumah dan desa dengan bantuan banyak orang. Akhirnya kehidupan kembali normal dan damai.

TESTIMONI PENONTON

l…) I think the pedormance really captured the emotions of awe and wonder and I think it’s intrinsic respect [or nature and I really appreciated that from the performance. Melt so many emotions had been running through during the performance because there was tension, there was love, there was tenderness, there was sadness of course, but there was aka this sense of hope In the midst of all these hopelessness after the natural disaster, and It’s really quite amazing l…] Katanlna Suryadlnata, Admlnstratot and Production Assistant

[…)So, seeing that there Is a professional company which Is daIng this show In Singapore, proudly presenting in the Indonesian language, It is very enlightening, very refreshing, and vety InspIrIng. They’re really packaging the whole thing, the culture h a contemporary setting, it’s just really amazing l…] Anya Adhyanta, an NUS student from Indonesia

[…1 I’ve never seen physical work that risky, that captivating on stage before, and I’ve never seen something that combines a sense of traditional side with contemporary movements so effectively and seamlessly. So I think that it’s a beautiful show to come and see because It tells a story that we can all relate to in our present day. It shows us somtraditional culture as well as interpretation of modem elements, and it’s from an amazing island, Sumatra in Indonesia, that not many people get a chance to reaIIy know about or learn about and to see this kind of contemporary work coming from a place {Ike that we often thInk of Jakarta as being where the big works from Indonesia should come but to see something coming from a place like Sumatra, and to see it so real and so mavIng, I think It’s something everybody should take advantage of […| lacyntha England, Drama Theatre

SEKALI LAGI KOLABORASI CIPUTRA ARTPRENEUR DAN PURNATI INDONESIA

Kekayaan budaya Indonesia adalah sesuatu yang disadari semua orang, sampai kadang terdengar sebagai cliche. Untuk itu Pumati Indonesia sejak 1999 secara konsisten mangangkat budaya/sejarah Indonesia menjadi sebuah pementasan yang dihargai dan dapat dinikmati bukan hanya di Indonesia, tetapi juga secara gIobaI. ‘Kekayaan budaya” bukan hanya sekadar wacana, melainkan harus menjadi sebuah tindakan. Tujuannya untuk mengingatkan bahwa kita adalah bagian dari sejarah yang telah membentuk siapa kita saat inl dan masa yang akan datang. Bila makna tradisi kita abaikan, maka kita akan terancam kehilangan identitas.

Prinsip ini bagaikan gayung bersambut oleh Ciputra Artpreneur yang Juga memiliki prinsip untuk bertindak.’Walau usianya masih belia, tetapi Ciputra Artpreneur telah menunjukkan konsistensi untuk terus mengangkat dan mendukung karya- karya asli Indonesia dengan tampilan baru bertaraf Internasional. Melalui kesenian. Ciputra Artpreneur yakin bahwa kebudayaan Indonesia yang beragam dapat dimengerti lebih baik oleh masyarakat Indonesia dan dunia.

PEMENTASAN MENARIK

Kolaborasi Ciputra Artpreneur dan Purnati Indonesia kali ini akan mencoba mengulang kesuksesan l La Galigo pada Oktober 2019. Melalui proses kerja dan kurasi yang cukup lama, Under the VoIcano akan siap memukau publik Jakarta.

Under the Volcano bercerita secara lugas dan mudah dimengerti melalui gerakan dinamis silek dan ulu ambe yang selama ini baru dilihat publik Indonesia melalui film Iaga seperti “Merantau”. Diiringi dendang Mingkabau yang melodius dan seakan mengajak penonton untuk bersama-sama bersenandung, dan video digital yang akan memberikan warna baru di panggung -Under the Volcano siap memukau publik dan membuka wawasan mengenai kekayaan tradisi Minangkabau.

Satu hal yang perlu dicatat dari pementasan ini adalah penggunaan ruang vertikal dan horisontal yang berimbang. Dengan mengangkat ”mosof: tangga” khas Minangkabau, para aktor, tanpa bermaksud berakrobat, akan bergerak sama banyak baik di lantai, maupun di tangga yang mengisi latar. Ketrampilan ketubuhan aktor asal Padang Panjang ini akan membuat terkesima penonton.

TENTANG CIPUTRA ARTPRENEUR

Ciputra Artpreneur yang berlokasi di Ciputra World 1 Jakarta, Kuningan memiliki Theater Berstandar Internasional dengan kapasitas 1.157 kursi, dan Multi-Function Hall yang dapat mengakomodir tamu hingga 2.000 orang, yang dapat digunakan untuk berbagai acara seperti pameran, talkshow, workshop, peluncuran produk, gala dinner, konser, fashion show, acara korporasi, pernikahan, hingga pertunjukan seni dan theater. Selain itu, juga memiliki Museum yang menampilkan karya Hendra Gunawan koleksi pribadi dari Dr. (HC) Ir. Ciputra.

Ciputra Artpreneur bertujuan untuk mengembangkan industri kreatif Indonesia melalui kegiatan -kegiatan pemberdayaan berbasis seni dan budaya dengan cakupan yang luas dari seni rupa, seni kriya dan desain, arsitektur, seni pertunjukan, serta seni musik.

Ciputra Artpreneur Gallery

Sebuah multi~function hall seluas 1.500 meter persegi berkapasitas, hingga 2.000 orang, dilengkapi dengan fasilitas layar proyeksiyang memenangkan Award dari MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk sistem proyeksi audio visual terpanjang di Indonesia berukuran 60 x 12 meter.

Keunggulan lainnya yang dimiliki Ciputra Artpreneur Gallery adalah adanya pemandangan kota Jakarta. Beberapa acara yang pernah diselenggarakan adalah UOB Painting of The Year, Fashion Show Sebastian Gunawan, Launching Google Android, pameran, seminar, pernikahan, dan corporate event.

Ciputra Artpreneur Museum

Ciputra Artpreneur Museum pertama kalinya menampilkan karya terbesar maestro pelukis Hendra Gunawan vans merupakan koleksi pribadi Dr. (HC) lr. Ciputra. Pendirian Museum Ciputra Artpreneur berawal dari persahabat yang erat antara Ir. Ciputra dengan pelukis Hendra Gunawan. Saat ini terdapat 32 lukisan dan 18 sketsa Hendara Gunawan yang dipamerkan di museum.

Ciputra Artpreneur Theater

Salah satu Theater di Indonesia yang berstandar internasional dengan kapasitas 1.163 kursi. Theater ini dilengkapi dengan sound system terbaik dari Meyer MICA,serta memiliki kualitas tata pencahayaan, suara, dan akustik yang berstandar internasional. Ciputra Artpreneur Theater telah menyelenggarakan pertunjukan Broadway pertama di Indonesia seperti Beauty and The Beast, dan pertunjukan lain seperti Shrek The Musical, Annie, Vienna Boys Choir, dan Shaolin Warriors.

Penghargaan

Gold Winner dalam ajang penghargaan FIABCI Prix d’Exellence Award 2016.
2 Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia dan Theater pertunjukkan di lantai tertinggi Gold Winner dalam ajang penghargaan REI (Real Estate Indonesia) Property Awards 2016 Kategori Purpose Build.

The Innovative PrOperty Public Facility dalam ajang penghargaan Property Indonesia Award 2017. (MURI), yaitu: Galeri pameran dengan layar proyeksi terbesar, (terletak di lantai 13).

Contact: Julham Panggabean

BMW 0812-1210-7789

mxiputraangreneuncom

lnstagram: www.instagram.com/artpreneur Facebook:www.facebook.com/CiputraArtpreneur

“unus xouuurrAs SEMI HITAM pun” ,(komunitas Seni Hitam Putih Padang Panjang-Sumatera Barat adalah komunitas seni yang hemmermasi 9″“ bidang “’3‘“Bermula dari kelompok teeter lnstitut Nasional svafe’i (INS) Keutanam Dada tahun 1993 dengan nama Teater Plus INS Kayutanam. Kelompok ini hadir dalam dinamika mater di SUmatera d3″ “35’0″“ me’a’m kawa‘k‘m mm”; seperu ‘Persuruan’ (1995) d: TIM Jakarta, ‘Ring’ (1996) at taman Budaya Padang, ‘Intemedl t”… ”day, Bengkulu (1996), d“ .Menunuu. yang dipentaskan dalam Temu 53$t¢fawan musantra ke IX dan Temu Teater Indonesia di Pekan Batu.

Pada 31 Oktober 1997, Teater Plus INS Kayutanam berubah menjadi kelompok mandiri deny” nama Komunitas Seni Hitam Putih densan mengedepankan sebuah misi ‘sebuah keinginan untuk berjelasjelas untuk tidak menghitamkan yang putih dan memutihkan yang hitam’_

Semenjak 1997, Komunitas Seni Hitam Putih Padang Panjang-Sumatera Barat hadir dalam berbagai acara-acara lokal, nasional maupun intemasional, sepeni Pentas Monolog Dewan Kesenian Jakana, pentas teater dalam Pusat Bahasa Jakarta, Pentas Seni Dewan Kesenian Sumatera Barat, Jakarta Art Festival (JakArt), Pekan Apresiasl Teater (PAT), hibah senl karya inovatif dan keIiling Yayasan Kelola Jakarta, Indonesia Performing Art Market (IPAM), Srawung Seni Candi, Seni Ritual Intemasional, International Rain Festival, Olimpiade Teater ke-G di Beijing-China, dan TheatreWorks, Singapura. Selain itu Komunitas Seni Hitam Putih juga aktif melakukan program mandiri yang dipenmskan di berbagai Rota di Indonesia seperti Padang Panjang, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu. Jakarta, Bandung. Jokyakarta, Solo. Surabaya. Bali dan ”lain -lain.

TENTANG BUMI PURNATI INDONESIA

Bumi Purnati Indonesia adalah sebuah perusahaan produksi seni mandiri yang bertujuan menghasilkan karya seni dalam berbagai disiplin. Di bawah kemitraan dengan Yayasan Bali Purnati, Bumi Purnati Indonesia telah turut memproduksi beberapa karya panting, antara Iain, ”I La Galigo” karya Robert Wilson yang terinspirasi epos Bugis, kolaborasi Kronos Quartet dan Rahayu Supanggah untuk The World Masters ‘Festival in Arts & Culture, “Under the Volcano” karya Yusril Katil untuk 6th Theatre Olympics di Beijing (2014) dan sekali lagi dipentaskan di TheatreWorks Singapore pada April 2016, dan pengembaraan gamelan Rahayu Supanggah ”Sakti: L’Armonia Del Cielo” yang ikut berpartisipasi di Spoleto Festival dei Due Mandi 2013 dan di Esplanade Concert Hall Singapore pada Agustus 2014.

Setelah membawa ”I La Galigo” dalam tur dunia selama delapan tahun, Bumi Purnati sekali lagi bermitra dengan Change Performing Arts di Milan untuk mempersembahkan Indonesia National Pavilion at the 55th International Art Exhibition Ia Biennale di Venezia 2013. Bertajuk “SAKT”. Pada tahun 2015, Bumi Purnati kembali berpartisipasi dalam 56th International Art Exhibition Ia Biennale di Venezia dengan menghadirkan seniman kontemporer Heri Dono dalam karyanya yang bertema “Voyage-Trokomod”.

2018 adalah tahun yang amat sibuk untuk Bumi Purnati Indonesia. Bekerja sama dengan Yayasan Bali Purnati, dua pertunjukan kelas dunia dipentaskan di Indonesia. Pada bulan September, setelah tiga tahun mempersiapkan pertunjukan dan pelatihan aktor bersama-sama dengan Suzuki Company of Togo (SCOT), Dionysus dipentaskan di Prambanan, Yogyakarta, setelah world premiere di Jepang. Pada bulan Oktober, bermitra dengan Yayasan Bali Purnati dan EDM Production, ”I La Galigo Revival 2018 kembali naik panggung sebagai collateral event dari Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada Oktober 2018.

Masuk ke tahun 2019, Purnati bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur memboyong pertunjukan l La Galigo ke Jakarta pada 4-7 Juli 2019. Pada September 2019, Purnati kembali ikut serta dalam Olimpiade Teater ke-9 di Jepang, menampilkan Dionysus dan The Journey of Life.

Contact:

Fariza Rizky Mza.rizki@gmail.com ’62 857773-34153

. u i urnati.com

Ihstagram:

@purnatilndonesia

@bumipurnati

@balipurnati

lberhatnndonesia, #purnatnndonesia


Vocnews-MNRN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *