Lewat ke baris perkakas

Resti Luthfiani, Duta Pembumian Pancasila DPP GPP Menjadi Narsum Webinar “Muda Merdeka Bicara Bangsa dan Pancasila”

IMG-20200905-WA0004

Jakarta,vocnewsindonesia.com– Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora ( FISHUM) Universitas Sunan Kalijaga menggelar webinar memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan pada Jumat, 4 September 2020.

Webinar dimulai pukul 09.00 – 11.30 wib, dibuka oleh Rektor Universitas Sunan Kalijaga Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A. yang dalam sambutannya mengatakan “kita semua dan khususnya pemuda untuk tidak seperti malin kundang yang melupakan ibunya”

Beliau juga menegaskan bahwa komitmen pada kebangsaan dan Pancasila tidak semata diukur dari frekuensi berdebat tentang Pancasila, tetapi lebih ditentukan oleh perilaku dan tindakan Pancasilais dalam keseharian.

“Jangan berdebat apa itu kebajikan tapi jadilah kebajikan, jangan berdebat tentang Pancasila tapi jadilah pribadi Pancasilais,” imbuhnya. Menurutnya lagi, Pancasila adalah menyatukan segala sesuatu yang berbeda.

“Pemuda diharapkan mengembangkan kemampuan dan kecakapan diri agar bisa mengantisipasi ancaman-ancaman kebangsaan tersebut. Sukarno muda, Hatta muda, bukan hanya berani, tetapi mereka juga kelompok intelektual. Pemuda yang andal harus terpelajar dan berkualitas,” tuturnya.
IMG-20200904-WA0000
Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D dalam sambutannya mengatakan “Sumpah Pemuda 1928 menjadi puncak kesadaran nasionalisme anak muda yang semula bersifat kedaerahan (primordial) menjadi kebangsaan. Buah dari jerih payah itu adalah lahirnya kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari peranan para pemudi dan pemuda”.

Karena itulah pencapaian masa pergerakan tersebut perlu kembali diteladani generasi muda Indonesia saat ini, tuturnya lagi. Beliau juga mendorong kepada para pemuda untuk terus mengembangkan kemampuan dan kecakapan diri agar bisa mengantisipasi ancaman-ancaman kebangsaan tersebut.

Hadir mendampingi Rektor, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM).Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. dalam sambutannya menegaskan komitmen UIN Sunan Kalijaga pada Nilai-nilai Kebangsaan dan Pancasila. “Semoga ke depan dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing sekaligus berjiwa Pancasila”, tuturnya.

Resti Luthfiani narasumber pemudi perwakilan DPP Gerakan Pembumian Pancasila dalam paparannya menekankan bahwa “generasi muda seperti dirinya pada awalnya kebanyakan kurang merasa memiliki nasionalisme dan patriotisme dlm mencintai bangsa dan negara ini.

Anak muda pada umumnya sudah tergerus dengan penetrasi nilai-nilai yang diadopsi dari luar. Contohnya, bagi yang tinggal di kota, cenderung lebih suka pergi ke mall, bergaya hedonis dan konsumeristis, bangga dengan negara Korea dengan kosmetiknya, melirik pada negara China dengan perdagangannya, terprovokasi dengan Amerika dengan inteligennya. Padahal potensi negara kita tidak kalah bahkan lebih baik dibandingkan dengan negara-negara tersebut, ujarnya.

Sebagian besar generasi anak bangsa banyak yang telah melupakan lembaran sejarah, terutama Pendiri (Bapak) Bangsa ini. Generasi muda banyak yang tidak mengerti bagaimana Bung Karno, Bapak Bangsa telah menggali dan meletakan dasar negara Pancasila menuju Indonesia Merdeka.

Lebih jauh, Resti, yang baru-baru ini terpilih menjadi “the best participant” dalam Pelatihan “Nation & Personal Character Building” yang diadakan DPP GPP, khusus bagi para mahasiswa di Jakarta mengamati mulai memudarnya toleransi di kalangan generasi muda pada saat akhir-akhir ini. Mahasiswa terjebak oleh infiltrasi radikalisme fundamentalisme transnasional, mudah terprovokasi oleh berita hoaks dari berbagai medsos..
Saya bertanya….. sebenarnya apa yang salah dengan semua hal yang terjadi di tengah-tengah bangsa ini…???, imbuh Resti yang saat ini menjadi Sekretaris Humas DPP GPP.

Menurutnya, sebagai generasi muda sesungguhnya yang salah adalah generasi muda itu sendiri, semakin meninggalkan dan melupakan sejarah bangsa, ibarat kacang lupa akan kulitnya. Pemudi dan Pemuda telah melupakan ajaran dan pemikiran para pendiri bangsa ini. Untuk itu, saya mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk kembali membuka lembaran sejarah bangsa yang benar, yang tidak diputarbalikkan untuk kepentingan politik kekuasaan. Mari kita kembali ke ajaran dan pemikiran Sukarno, Bapak Bangsa, Penggali Pancasila, imbuh Resti.

Saya berharap Indonesia Emas, di usia 100 tahun Indonesia Merdeka 2045, Bangsa dan Negara Indonesia sudah berkemakmuran dan berkeadilan, paparnya

Webinar hasil kerjasama antara DEMA FISHUM dengan SEMA FISHUM kali ini menghadirkan beberapa narasumber antara lain ialah Resti Luthfiani, Humas DPP Gerakan Pembumian Pancasila, Dr. Ali Imron, S.Th.I., MSi selaku Kepala Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga dan Ulin Nuha Ahmad, S.I.Kom selaku Alumni Mahasiswa Fishum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan Moderator Ines Dyah Astuti selaku Wakil Ketua DEMA FISHUM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *